Tahun 2014-2016 gw ngajar bahasa Inggris di EF English First. Di sini gw dapet segudang pengalaman tentang classroom teaching (ngajar satu grup siswa). Di awal 2017 gw mulai doing private one-to-one teaching (ngajar privat yang siswanya cuma seorang) full time. Menurut gw ada tiga hal yang mungkin orang ga tau tentang kerjaan ini.
Menjanjikan
Maksud gw, pasarnya makin banyak. Kalo kata gw, akses internet yang makin gampang, traveling yang makin sering dan kompetisi kerja yang makin tinggi ngebuat orang makin sadar pentingnya belajar Bahasa Inggris. Tapi makin ke sini kebutuhan English learner jadi makin spesifik, jadi mereka pengen belajar sesuai sama yang mereka butuhin aja. Classroom teaching di tempat les kurang bisa maksimal nyediain hal itu. Ditambah lagi mecet jalan yang makin menjadi-jadi ngebuat mreka lebih pengen ngatur sendiri jam sama tempat les nya. Biasanya, hal-hal ini yang jadi alesan kenapa murid-murid gw pengen les privat.
Cocok-cocokan
Maksud gw, karena hanya ada gw dan si murid, proses pencocokan karakter jadi lebih intense dibanding classroom teaching. Ketidakcocokan akan terasa jelas dan sangat menghambat proses belajar mengajar. Sedangkan di classroom teaching, kalo satu murid ga cocok dengan teaching style guru, dia bisa terbantu dengan peer teaching (siswa saling mengajari) atau group work. Menurut pengalaman gw, proses guru beradaptasi dengan learning style murid dan murid beradaptasi dengan teaching style guru terjadi di 4 kali pertemuan pertama. Empat pertemuan ini pun harus rutin agar guru dan murid tidak lupa dengan suasana proses belajar di pertemuan sebelumnya. Ada beberapa siswa yang kebetulan ga bisa ketemu rutin karena kesibukannya dan itu mengakibatkan gw dan mereka susah nemuin titik tengah gaya belajar mengajar. Padahal beberapa di antara mereka adalah teman-teman gw yang gw kenal baik di luar kelas. Selain pertemuan yang ga rutin, tantangan dalam beradaptasi jadi semakin tinggi ketika murid berasal dari background yang ga sering gw temui. Contoh yang gw alamin adalah murid dengan kebutuhan khusus dan murid yang bahasa ibunya bukan Bahasa Indonesia.
Spesifik
Maksud gw, kebutuhan belajar mereka lebih spesifik dibanding mereka yang pilih classroom teaching. Mereka hanya ingin belajar sesuatu yang practical atau langsung berhubungan dengan situasi yang mereka sering temui. Contoh, gw pernah ngajar penyanyi ya dia hanya pengen belajar bahasa Inggris yang dia akan pake saat dia jamming dengan musisi lainnya atau saat dia interview dengan international media. Dia ga butuh belajar expressions to order food in a restaurant. Contoh lainnya pas gw ngajar ibu rumah tangga yang anak-anaknya sekolah di luar negri. Dia hanya ingin belajar topik-topik yang bisa dia pake ketika dia ngobrol sama guru atau orang tua teman-teman anaknya. Pengajaran semacam ini masuk ke English for Specific Purpose yang emang nuntut guru untuk pintar dan kreatif dalam mencari materi belajar yang spesifik dan practical. Sama persis dengan pengajaran bahasa Inggris untuk siswa SMK yang idealnya hanya fokus dengan bahasa Inggris yang akan dipakai di jurusanya.
All in all, there are more to doing private teaching and I can earn more than what I expected. Makanya gw pengen terus banyak belajar dan mulai banyak sharing biar profesi ini pelan-pelan ga dipandang sebelah mata.